Jumat, 12 Januari 2018

Day 31

Keyword:

Berliku jalan kita pijaki sebagaimana hidup menantangi
Meremuki kaki-kaki kecil orang tertindih

Tahukah hidup memberi banyak amanah menampar tanpa perlu kauingat setengah mati?
Ada pilih-pilih panjang, tapi jangan berlama jengah kapan jadi berani

Inilah saatnya, lakukan sekarang sampai titik darah penghabisan
Sampai tujuan olengmu seolah mahamudah untuk diremas tangan
Seolah apa pun hikmah hari ini, itulah lintasan licin bersyafaat suatu tahun keringat berluapan

Kau tahu apa kata api?
Dia tetap berkobar meski terhadang angin
Dia tetap kokoh menggelungkan hangat meski tahu suatu saat akan habis

Seperti itulah hidup, jangan pulang dulu, Sayang
Hingga ragamu seratus persen lelah ditendang takdir

Berdoa, berusaha, berterimakasihlah pada sosok tersembunyi
Sosok berangan tinggi membuatmu bangkit

-TAMAT-

Day 30

Keyword:


Aku rindu semerbak cintanya menenangkan jiwaku
Pada hujung tahun, aku kian patah putus asa menanti hadirnya pilu
Hatiku berdegup resah pasal kenangan yang bersekutu,
Mereka ulang kenangan terpendam selama dekade tahun

Hingga aku tersungkur sesak
Dadaku mengempis merindu dekap mendesak
Air mataku turun indah sebagaimana air terjun mengalir hebat
Tak terhingga, tak terbatas seolah memelas sosok itu datang
Ijinkan dia kembali, meski nanti raganya tak tergapai regang
Meski nantinya mataku seakan tiada guna melihat bayang lincah sisa abu kematian terbang

Sebab yang kubutuhkan hanya bisa merasa langkah penemannya merangkul erat
Dan sapuan angin arwahnya mampu menenangkanku cermat
Maaf jika rinduku terlampau berat

---
Tinggal satu part lagi, maka lantunan puisi akan segera usai.

Day 29

Keyword:

Mengetuk pintu menuju damai dia lakukan
Bertumpuk, ratus buku dia jelajah tak segan
Lantas, mengapa hatinya masih terasa hampa seakan tiada massa?
Serta otaknya terasa tumpul kosong memberat
Mengapa, tolong beritahu dia agar usahanya berbuah berkat!

Mengaku tak mengaku, raganya seolah ringan tak tahu apa pun
Kemarin dia belajar, esoknya dia lupa
Hitung jumlah pasal angka saja dia tak tahu berapa
Jinjitan kaki berlari meraih ingin tak kasatmata meretak bersua
Alangkah harus dia raup pucuk emas puncak segala dengan bertapa?

Kawan, mengapa semua dirasanya berbeban tiada guna?
Kemudian datanglah gadis seukur jari kelingking sepadan
Menggeram, 'Janganlah jadi sempurna, tapi jadilah pelengkap untuk diploma bahagia Tuhan.'

Maka hidupmu akan jauh lebih menyenangkan.

Day 28

Keyword:

Wahai penjelajah dunia!
Seberapa lama kaumanda menaiki tanah lain di ujung karunia?
Seberapa lama kau menyerahkan pengalaman atraksi pada pijakan kapita?

Bersama, kau menikmati alam dengan bertahan ke iklim ekstrim cuaca
Suhu meningkat mengalahkan kemampuan menambah eluh lelah
Tapi, si penjelajah tak memutus asa terus melangkah
Kaki lemah tertimbun lelmbutan tanah bergerak meski tanpa memamah
Coba rasakan, hidup tanpa makanan sudah terlewat mudah!
Tinggal bagaimana cita harap dia raih bersama tawa anti gundah
Siapa bilang menginjak menodongkan pedang semangat melantur resah?
Kita, mereka, semua memijat puja, maka jangankan keluh desah,
Disingkirkannya sejauh garis pembatas meliuk vertikal
Membuat semuanya aman, terjauh dari marabahaya

Day 27

Keyword:

Nyatakan sah!
Telah diikrarkan sumpah janji menjaga
Bersama deru seperangkat alat salat dibayar tunai bertenaga
Dia, sosok suami nanti mendatang sejati
Wajahnya cekung berbentur rasa sakit namun kokoh dihantam badai
Sampai hari ini, lihatku dia men-sahkan hubungan lama berani mati
Bahwa cinta suburnya akan melilitku erat tanpa berharap materi

Seperti pada atom, dia intinya
Dia badan sel penyokongku meski kecil-kecil tak kasatmata
Jika muatannya negatif, maka bagikulah merubah positif
Terkadang kami netral sama narsis
Menyatu diri, membagi tawa sepenuh hati
Bergelung ombak kencang rival kami tuntun berkawan mengikat hubungan baik

Panggilah dia tokoh sampingan pelengkap cita rasa hidup
Tetapi samakan dia denganku, si misteri untuknya di malam kelabu

Day 26

Keyword:


Dia punya hak sepanjang sorban Ajisaka
Kuasanya gagah berani menuntut keji, kejam negara
Meski terpatah, janjinya tak gentar memberi sungguh bercahaya
Maka, panggilah dia Bapak Proklamasi bergelar adika
Melakukan segala susah tanpa memicu tanya bagaimana bisa maupun jika
Laksanakan, imbalan 'kan bergilir macam piala pada akhir ikhlas berseka

Kawan, dialah sosok pahlawan nyata peneguh kebaikan jiwa
Tuturnya perkasa merasuk di raga rakyat guna jadi penegak benar
Bersama jua tataan langkah dikoyaknya keras cita-cita gembar
Mempersamakan kasta tiada berbeda semuanya kembar

Kawan, dengarlah suaranya!
Dengung juang pendorong keluar penjajahnya teramat merdu terlantun seterusnya!
Menyanyikan bunga istimewa petuah kerangka kemerdekaan


Maka kenanglah jasanya sebagaimana kita menghormati usaha dulu-dulunya

Day 25

Keyword:

Tahun baru datang menyapa dunia
Terompet perayaan menyeruak terdengar bersamaan hibat sanak keluarga
Menari berteriak mengempas derita masa lalu jelaga
Bersama, kami berseru semangat menanti hadirnya bidadari masa depan
Menangkup peri pemberi serbuk bahagia cinta selipan


Sesak hampa murid pelajar tercabut sudah
Libur telah tiba!
Waktunya mereka bernyanyi suka cita bertemu saudara jauh sekalian
Mengucap salam permintaan bersama agar tahun ini jadi keberkahan
Agar kali ini saja sentosa menyelimuti raga pada Tuhan
Berharap-harap nyata supaya kekekalan jiwa beradu bersama keberuntungan


Cinta kasih mari tebar berdebar bersama!
Tahun baru, saatnya hati disucikan dini berpikir 
Sang dentang fajar, mari persilakan menemani rasa bergilir


Bersahabatlah semoga tahun ini menjadi tahun yang mulia

-25 Desember
Puisi untuk menyambut tahun baru sesaat mendatang.